GeNose C19 Terbaru Bisa Deteksi Varian Covid D64G 

Senin, 24 Mei 2021 | 13:27:08 WIB

Metroterkini.com - Alat pendeteksi virus Covid-19 GeNose C19 semakin dimutakhirkan. Alat buatan dalam negeri dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sudah berhasil menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).  Demikian disampaikan inventor GeNoSe C19, Dian Kesumapramudya Nurputra dan Prof Kuwat Triyana.

Mereka menyampaikan adanya pembaruan pada teknologi yang digunakan pada teknologi GeNose C19 seperti dilansir dari laman resmi UGM, menjelaskan, sejumlah pembaruan GeNose C19 terkait dengan proses pengembangan dan penelitian yang hingga saat ini terus dilakukan semenjak mendapat izin edar pada Desember 2020. 

Pemutahiran perangkat lunak kecerdasan buatan artificial intelligence atau AI dari versi sebelumnya dari AI GeNose C19 adalah 1.3.2 build 5 dan sekarang menjadi versi 1.3.2 build 6. AI Versi 1.3.2 build 6 diperbarui dari sisi interface yang lebih ramah bagi operator alat (user friendly), basis data yang lebih besar, dan fitur pembacaan kurva secara manual. 

“Pembaruan ini untuk menanggapi berbagai macam permintaan dari dokter, tenaga kesehatan, dan pengguna yang ingin mempelajari bentuk-bentuk kurva hasil pembacaan alat GeNose C19 dan menunjukkan bagaimana sebenarnya kurva pasien yang positif dan negatif,” tutur Dian. 

Dengan adanya update AI tersebut, akurasi alat meningkat sehingga GeNose C19 akan lebih baik melayani masyarakat yang menjalani tes skrining Covid-19. Pembaruan kecerdasan buatan GeNose C19 bisa untuk mengantisipasi varian-varian baru virus SARS-CoV-2 yang muncul. 

“Varian D64G sudah masuk ke database yang sekarang dan kami akan terus melakukan pembaruan secara rutin dan berkala sehingga akan lebih aware di lapangan,” jelas Dian. 

Akses basis data varian baru virus didapatkan dari rumah sakit yang merawat pasien dengan varian baru, sehingga peneliti mampu mendapatkan sampel napas untuk memperbarui kecerdasan buatan GeNose C19. Selanjutnya adalah pembaruan terkait prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP) operator dan buku manual. 

“Kecerdasan buatan GeNose C19 versi terbaru juga menyediakan indikator bagi operator untuk menerapkan SOP secara tepat agar pembacaan kurva lebih akurat dan mudah,” jelas Dian. 

Dian menjelaskan, SOP tersebut terdiri dari dua halaman yang meliputi tahap persiapan alat, pengambilan sampel, dan pengelolaan limbah GeNose C19. 

Dengan mekanisme tersebut, operator alat GeNose C19 bisa mempersiapkan kondisi lingkungan sebelum pengambilan sampel napas. Nantinya, pihaknya akan memberikan pelatihan dan mengirim mesin GeNose C19 versi terbaru ke setiap institusi tersebut untuk mengevaluasi validasi dan akurasi alat sehingga dapat memberikan jaminan kepastian dalam penggunaan GeNose C19. 

“Tujuannya untuk mengonfirmasi performance alat itu apabila diimplementasikan di kondisi real dengan berbagai macam perilaku operator dan kondisi. Tentunya memang secara hipotetical akan sedikit berbeda dengan kondisi penelitian. Itulah pentingnya mengapa harus ada uji validitas eksternal itu,” ujar Dian. 

Dalam kesempatan yang sama, Prof Kuwat menyampaikan, selain kecerdasan buatan, juga terdapat pengembangan sistem penjaminan mutu, yaitu kalibrasi. 
“Kalibrasi ini berguna untuk menyeragamkan atau membuat sistem konsisten, antara mesin satu dan lainnya,” tutur Kuwat. 

Sebagai alat kesehatan, GeNose C19 juga sedang berada dalam tahap uji diagnostik post-marketing, yaitu uji validitas eksternal yang dilakukan oleh tiga institusi, yakni Universitas Andalas, Universitas Indonesia, dan Universitas Airlangga. [**]

Terkini